Breaking News

Filipina dan Amerika Serikat gelar latihan militer gabungan

Filipina dan Amerika Serikat gelar latihan militer gabungan

Share This
SAMO News - Filipina dan Amerika Serikat mulai menggelar latihan militer gabungan di Pulau Luzon, Selasa (04/10), di tengah ancaman Rodrigo Duterte bahwa latihan seperti itu akan menjadi yang terakhir selama ia menjabat presiden Filipina. Latihan perang tahunan ini melibatkan 1.100 tentara Amerika dan 400 personel Filipina di wilayah udara, darat, dan juga perairan yang dekat dengan wilayah sengketa di Laut Cina Selatan. Cina mengklaim hampir sebagian besar wilayah perairan Laut Cina Selatan, bahkan perairan yang dekat dengan Filipina serta beberapa negara lain di kawasan. Militer Amerika Serikat mengatakan tujuan latihan gabungan adalah meningkatkan kesiapan dalam menghadapi krisis dan memperat hubungan bersejarah. Walaupun sudah rutin dijadwalkan, latihan ini digelar beberapa hari setelah Presiden Rodrigo Duterte mengancam bahwa latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat tahun ini adalah yang terakhir selama ia menjabat presiden selama enam tahun. Ditambahkan oleh Duterte, pemerintah Filipina juga meninjau ulang pakta pertahanan yang diteken dengan Amerika Serikat dua tahun lalu. Berdasarkan pakta itu, Amerika Serikat dimungkinkan mengirimkan pasukan lebih besar ke Filipina. Bagi Amerika Serikat, perjanjian tersebut penting untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan Cina di Laut Cina Selatan. Sebaliknya Presiden Duterte mengatakan ingin membentuk aliansi baru dengan Cina. Namun Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, buru-buru membuat pernyataan bahwa negaranya tetap akan menghormati kewajiban-kewajibannya sebagaimana dicantumkan dalam traktat pertahanan dengan Amerika Serikat. Hubungan antara kedua negara mengalami ketegangan bulan lalu ketika Presiden Duterte menyebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai 'anak pelacur'.(BBC)

Tidak ada komentar